Jumat, 27 Mei 2016

MAKALAH TAFSIR AYAT SAINS



BUMI
Makalah ini disusun Guna Memenuhi Tugas
TAFSIR AYAT SAINS
Dosen Pengampu: Moch.Noor Ichwan MA,g
Disusun Oleh:
Suprayitman (134211074)
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015






I.                   Latar belakang
Bumi yang kita tempati adalah sebuah planet yang sangat menakjubkan  dari sekian planet yang ada di tata surya. Dan informasi tentang bumi dalam al-qur’an telah banyak di singung semisal ayat 22:surat Al-Baqoroh:
  
“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah[30], Padahal kamu mengetahui.
Ayat tersebut termasuk salah satu ayat yang bercerita tentang gambaran bumi, dari sekian banyak ayat yang bercerita tentang bumi, tema tentang bumi yang mencakup bahasa tentang bentuk, stuktur, ukuran dalam tidak dijelaskan secara terperinci. Sebab manusia dapat mempelajarinya melalui banyak kajian dan penelitian secara mendalam. Berangkat dari hal tersebut kami akan memaparkan tentang bumi pada makalah ini.
II.                Rumusan Masalah
Bagaimana memahami ayat-ayat tentang bumi dan seperti apa pendapat mufasir dan ahlinya?
III.             Pembahasan
A.    Bentuk bumi

“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap.(al-Baqoroh:22)

  
“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. ingatlah Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.(az-Zumar).
            Ayat 22 surat al-Baqoroh menjelaskan tentang penciptaan bumi yang di hamparkan untuk kamu. Kata kholaqo/mencipta memberikan kesan sesuatu wujud, baik bahan yang sudah ada sebelumnya maupun belum ada. Demikian juga kata ja’ala mengadung makna mewujudkan sesuatu dari yang ada sebelumnya dari mengambil manfaat atasnya. Dan maksud bumi dihamparkan adalah sebagai kesan bahwa bumi dijadikan Allah begitu mudah dan nyaman untuk di huni.[1] Seperti diketahui bahwa manusia pada umumnya menempati dataran baik rendah maupun tinggi yang subur. Daerah dataran tersebut terbentuk melalui proses geologi yang sangat lama hinga jutaan tahun dalam manusia.[2]  
            Dalam ayat 5 surat az-Zumar menyatakan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi segala isinya dengan benar dan adil, berdasarkan hikmahnya bukan bersenda gurau. Allah mendatangkan malam dan membawa pergi siang begitupun sebaliknya. Masing-masing datang pada waktunya,satu sama lain tidak pernah saling mendahului.[3] Dan itu juga senada dengan apa yang di tegaskan dalam surat ad-Dukhan 38-39 bahwa penciptaan langit dan bumi tidaklah main-main. Sebaliknya langit dan bumi merupakan perencanaan yang sempurna, baik ruang dan waktunya. Penciptaan langit dan bumi sangat tepat dari segi peletaka lokasinnya dalam galaksi dan system tata surya. Demikian juga waktunya, bumi lahir saat matahari berumur dewasa kurang lebih lima miliar tahun,bukan ketika matahari uzur lima miliar tahun lagi untuk meledak dan melenyapkan planet bumi. Dalam ayat lain di sebutkan;

  
“Dan bumi itu Kami hamparkan, Maka Sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami). adz-Dzariyat 48: 

  
Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. al-Hijir 19; 
 Menyatakan bahwa dan bumi telah kami hamparkan maka (kami) sebaik-baik yang menghamparkan jelas meperhatikan betapa telah sempurnanya penghamparan, lelehan-lelehan cairan batuan ketika bumi masih primitive dan membara. Setelah mendingin lelehan ini menjadi bagian dari listofir planet bumi. Bisakah kita bayangkan apabila cairan panas itu tidak membeku munkinkah ada kehidupan. Kalimat serta kami tumbuhkan di sana segala sesuatu menurut ukuran juga menegaskan bahwa segala yang ada di planet bumi tercipta secara sempurna dan harmonis demi mendukung kehadiran sebuah kehidupan yang komplek.[4]
 B. Struktur bumi
Tentang struktur bumi, Allah tidak menerangkan secara jelas. Mungkin karena hal itu memang dapat diketahui manusia melalui berbagai penelitian. Beberapa ayat Al – qur’an yang memberi isyarat dan petunjuk tentang ini dapat diperhatikan misalnya dalam surat at –TALAQ / 65 : 12 berikut :


“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah Allah Berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.
Sebagaimana bentuk bumi yang bundar, informasi tentang struktur bumi, komponen apa saja yang ada dalam perut bumi, juga tidak dirinci oleh al-Quran karena dapat diketahui oleh kelompok manusia yang mempergunakan akalnya dengan mengadakan survey. Beberapa ahli geologi mengatakan bahwa struktur bumi bisa dibayangkan seperti bawang hanya saja bentuk bumi mendekati bulat. Bumi terdiri dari satu lapisan-lapisan bola (concentric shell). Secara berturut-turut dari bagian paling dalam lapisan bumi terdiri dari inti bumi bagian dalam (inner core), inti bumi bagian luar (out core), mantel bumi bagian dalam (inner mantel), mantel bumi bagian luar (upper mantel), astenosfer,listofer, dan kerak bumi.[5]
Bentuk Planet Bumi
Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid), sebuah bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan buncitan pada bagian khatulistiwa. Buncitan ini terjadi karena rotasi bumi, menyebabkan ukuran diameter katulistiwa 43 km lebih besar dibandingkan diameter dari kutub ke kutub. Diameter rata-rata dari bulatan bumi adalah 12.742 km, atau kira-kira 40.000 km/π. Karena satuan meter pada awalnya didefinisikan sebagai 1/10.000.000 jarak antara katulistiwa ke kutub utara melalui kota Paris, Perancis.

Topografi lokal sedikit bervariasi dari bentuk bulatan ideal yang mulus, meski pada skala global, variasi ini sangat kecil. Bumi memiliki toleransi sekitar satu dari 584, atau 0,17% dibanding bulatan sempurna (reference spheroid), yang lebih mulus jika dibandingkan dengan toleransi sebuah bola biliar, 0,22%. Lokal deviasi terbesar pada permukaan bumi adalah gunung Everest (8.848 m di atas permukaan laut) dan Palung Mariana (10.911 m di bawah permukaan laut). Karena buncitan khatulistiwa, bagian bumi yang terletak paling jauh dari titik tengah bumi sebenarnya adalah gunung Chimborazo di Ekuador.

Proses alam endogen/tenaga endogen adalah tenaga bumi yang berasal dari dalam bumi. Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan bumi ini. Tenaga alam eksogen berasal dari luar bumi dan bersifat merusak. Jadi kedua tenaga itulah yang membuat berbagai macam relief di muka bumi ini seperti yang kita tahu bahwa permukaan bumi yang kita huni ini terdiri atas berbagai bentukan seperti gunung, lembah, bukit, danau, sungai, dsb. Adanya bentukan-bentukan tersebut, menyebabkan permukaan bumi menjadi tidak rata. Bentukan-bentukan tersebut dikenal sebagai relief bumi.

 Komposisi Kimia Bumi
Massa bumi kira-kira adalah 5,98×1024 kg. Kandungan utamanya adalah besi(32,1%), oksigen (30,1%), silikon (15,1%), magnesium (13,9%), sulfur (2,9%), nikel (1,8%), kalsium (1,5%), and aluminium (1,4%); dan 1,2% selebihnya terdiri dari berbagai unsur-unsur langka. Karena proses pemisahan massa, bagian inti bumi dipercaya memiliki kandungan utama besi (88,8%) dan sedikit nikel (5,8%), sulfur (4,5%) dan selebihnya kurang dari 1% unsur langka.

Ahli geokimia F. W. Clarke memperhitungkan bahwa sekitar 47% kerak bumi terdiri dari oksigen. Batuan-batuan paling umum yang terdapat di kerak bumi hampir semuanya adalah oksida (oxides); klorin, sulfur dan florin adalah kekecualian dan jumlahnya di dalam batuan biasanya kurang dari 1%. Oksida-oksida utama adalah silika, alumina, oksida besi, kapur, magnesia, potas dan soda. Fungsi utama silika adalah sebagai asam, yang membentuk silikat. Ini adalah sifat dasar dari berbagai mineral batuan beku yang paling umum. Berdasarkan perhitungan dari 1,672 analisa berbagai jenis batuan, Clarke menyimpulkan bahwa 99,22% batuan terdiri dari 11 oksida (lihat tabel kanan). Konstituen lainnya hanya terjadi dalam jumlah yang kecil.


 Lapisan Lapisan Bumi

Menurut komposisi (jenis dari materialnya), bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut:

1. Kerak bumi (crush) merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 oC. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.

2. Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tabal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 oC.

3. Inti bumi (core), yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 oC. inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500 oC.


Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni bagian padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan; bagian cair (hidrosfer) yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau dan sungai; bagian udara (atmosfer) yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh berbagai jenis organisme (biosfer). Selengkapnya mengenai atmosfer,bisa membaca pada tulisan terdahulu tentang
pengertian atmosfer.

Keempat komponen tersebut berinteraksi secara aktif satu sama lain, misalnya dalam siklus biogeokimia dari berbagai unsure kimia yang ada di bumi, proses transfer panas dan perpindahan materi padat.

Massa dan Medan Magnet Bumi
Ukuran bumi tidak kalah penting bagi kehidupan dari pada jarak bumi dengan matahari, kecepatan rotasi dan bentukan-bentukan di permukaan bumi. Memperhatikan planet lain, kita melihat rentang ukuran yang lebar: Merkurius lebih kecil daripada sepersepuluh bumi, sementara Yupiter 318 kali lebih besar. Apakah ukuran bumi dibandingkan dengan planet lain kebetulan? Ataukah suatu kesengajaan? Ketika kita mengamati ukuran bumi, dengan mudah kita melihat bawa planet kita dirancang untuk sebesar bumi ini sekarang. Ahli geologi Amerika Frank Press dan Raymond Siever memberikan komentar tentang “ketepatan” ukuran bumi: Dan ukuran bumi begitu tepat tidak terlalu kecil sehingga kehilangan atmosfernya, karena gravitasi yang kecil gagal mencegah gas lepas ke angkasa, dan tidak terlalu besar sehingga gravitasinya menahan begitu banyak atmosfer, termasuk gas yang berbahaya. Selain massa bumi, susunan perut bumi juga dirancang khusus. Disebabkan intinya, bumi memiliki medan magnet kuat yang berperan penting dalam menjaga kelangsungan hidup. Menurut Press dan Siever: Perut bumi luar biasa besarnya, namun merupakan mesin penghasil panas yang diseimbangkan secara rumit dengan bahan bakar radioaktif, Andaikan bekerja lebih lambat, aktivitas geologi akan berjalan lebih lambat. Besi mungkin tidak mencair dan terbenam membentuk inti cair, dan medan magnet tidak pernah terbentuk Andaikan lebih banyak bahan radioaktif, dan mesin bekerja lebih cepat, gas dan debu vulkanik tentu telah menghalangi matahari, sehingga atmosfer menjadi pekat mematikan, dan permukaan bumi diguncang oleh gempa dan letusan gunung api setiap hari. Medan magnet yang dibicarakan ahli geologi ini berperan penting bagi kehidupan. Medan magnet ini berasal dari struktur inti bumi. Inti bumi terdiri dari unsur-unsur berat seperti besi dan nikel yang mampu menahan muatan magnet. Inti dalam berbentuk padat sementara inti luar cair. Dua lapis inti bergerak saling mengitari, dan gerakan inilah sumber medan magnet bumi. Menyebar jauh di atas permukaan, medan ini melindungi bumi dari radiasi merusak yang berasal dari angkasa luar. Radiasi dari bintang selain matahari tidak dapat melewati perisai ini. Sabuk Van Allen, yang medan magnetnya merentang hingga 18.000 km dari bumi, melindungi bola ini dari energi mematikan. Diperkirakan bahwa awan plasma yang terjebak Sabuk Van Allen terkadang mencapai energi yang besarnya 100 miliar kali lebih besar daripada bom nuklir yang menimpa Hiroshima. Radiasi dari langit mungkin sama merusaknya. Tetapi medan listrik bumi, hanya melolos-kan 0,1% radiasi tersebut dan ini diserap oleh atmosfer. Energi listrik yang diperlukan untuk menciptakan dan mempertahankan medan listrik sebesar ini mencapai miliaran Ampere, sebanyak yang dibangkitkan umat manusia sepanjang sejarah.
Tentang Penciptaan Alam Semesta Jika perisai pelindung ini tidak ada, kehidupan telah dimusnahkan oleh radiasi mematikan dari waktu ke waktu dan mungkin tak pernah ter-wujud sama sekali. Namun seperti yang diungkapkan Press dan Siever, inti bumi telah dirancang dengan tepat untuk menjaga planet ini tetap aman.

  
“Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.” (QS. Al Anbiyaa’, 21: 32)[6] !
Seperti diketahui batuan dibumi khususnya batuan beku yang berasal dari maqma, senan tiasa merekam medan maqnet saat batuan tersebut terbentuk. Hal ini disebabkan batuan tersebut mengandung mineral-mineral yang bersifat magnetik.
            Bentuk pulau sulawesi yang menyerupai huruf k adalah contoh indah dimana tiap kakinnya berasal dari tempat berlainan dan dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh. Lebih jauh dari rekaman maqnet yang tersimpan batuan pula diketahui bahwa kutup – kutup magnet bergerak dan bahkan letap kutup bertukar tempat yang terekam oleh batuan didasar laut yang tergambar dengan pola magnetik bolak – balik yang simetri ini pada akhirnya menuntun para ilmuan pada konsep pemekaran samudra. Pada gilirannya kelak bersamaan dengan teori apungan benua, yang sejak awal abad ke 20 menjadi bahan perdebatan, menjadi lahirnya landasan teori tektonik lempeng.
Setyana (2009),  salah seorang ahli geofisika indonesia, dalam tulisannya dengan judul yang sangat menarik “kekuatan tersembunnyi bumi: yang melindungi dan membimbing” menjelaskan dengan bahasa populer bagaiimana medan magnet melindungi  dari sebuah radiasi proton dan elektron dari matahari sehingga mata rantai makan global tidak rusak dan epidemi kanker terhindarkan.
Seperti diuraikan sebelumnya medan magnet juga menjadi penuntun dalam penentuan arah bukan hannya bagi manusia tetapi juga binatang pada saat melakukan migrasi dari satu tempat ketempat lainnya. Binatang – binatang pengelana tersebut dituntun oleh medan magnet yang  ditangkap oleh sensor magnetik yang tersimpan dalam tubuh mereka. Dengan menangkap sinyal magnet ini burung – burung dari siberia bisa  dikawasan kepulauan raja ampat di papua.
IV.             Penutup
Kesimpulan
Dari penjelasan tentang ayat-ayat diatas kita bisa mengetahui bahwasanya bumi yang kita diami sekang ini adalah sebuah rumah yang sangat yaman yang telah di ciptakan oleh Allah dengan sedemikian rupa serta melalui proses yang sangat panjang, menjadikan bumi sebagi planet yang paling layak huni dari pada planet tentangga, hal ini di sebabkan oleh letak serta bentuk bumi sendiri sangat mendukung  atas keberlangsunggan mahluk hidup didalamnya, oleh karnanya sebagai mahluk hidup yang tinggal di bumi sudah sepantasnya kita sebagi kholofah yang diturunkan kebumi menjaga keberlangsunya ekosistem yang ada padanya, sehingga bumi akan terus menjadi tempat yang sangat layak di huni bagi cucu-cucu kita di masa yang akan datang.
            DAFTAR PUSTAKA:
shihab M quraish. Tafsir al misbah,pesan dan kesan keserasian al-Quran, Jakarta;lentera hati 2002.
kementrian agama.Tafsir ilmy pencptaan bumi dalam perpektif al-qur’an dan sains.
al-Qorni  Aidh. Tafsir al-muyassar. Terj Qithi press, Jakarta,2007.
haryo Agus sudarmojo. History of eart, menyingkap keajaiban bumi dalam al-Qur’an, bunya. Yogyakarta 2013.
Yahya Harun.penciptaan alam semesta ebook.



[1] M quraish shihab. Tafsir al misbah,pesan dan kesan keserasian al-Quran, Jakarta;lentera hati 2002. h 148-149
[2] kementrian agama.Tafsir ilmy pencptaan bumi dalam perpektif al-qur’an dan sains,h 34
[3] Aidh al-Qorni. Tafsir al-muyassar. Terj Qithi press, Jakarta,2007. h 585
[4] Agus haryo sudarmojo. History of eart, menyingkap keajaiban bumi dalam al-Qur’an, bunya. Yogyakarta 2013. h 38
[5] Ibid, 39
[6] Harun yahya.penciptaan alam semesta ebook. Bab 5 h 54

Tidak ada komentar:

Posting Komentar