BAB I
A. PENDAHULUAN
Filsafat barat berpusat pada perkembangan filsafat yunani,
karena pemikiran para filsuf yunani yang kritis dan radikal.
Di kota Miletos Asia Minor yang pada waktu itu masuk wilayah
yunani, muncullah pada abad VI SM, para pemikir-pemikir yunani yang di sebut
filosof alam. Dinamakan sebagai filosof alam, karena obyek yang menjadi
permasalahan pokoknya adalah mengenai masalah alam (cosmos). Mereka
mempersoalkan apakah sebenarnya yang merupakan Prinsip Dasar (inti) alam
semesta ini.[1]
Dalam makalah ini kami ingin membahas sedikit tentang
filsafat alam sejak zaman Pra Socrates.
B. RUMUSAN MASALAH
1)
Apa
itu filsafat alam.?
2)
Kapan
filsafat alam mulai berkembang.?
3)
Siapa
tokoh-tokoh filsuf alam.?
BAB II
I. PEMBAHASAN
1) PENGERTIAN FILSAFAT ALAM
Disebut filsafat alam ialah karena perhatian atau
pemikiran para filsuf di pusatkan pada alam.[2]
Para filsuf pada zaman ini tidak puas dengan kejadian alam ini hanya
berdasarkan mitos, mereka beranggapan bahwa kejadian di alam semesta ini tidak
hanya kebetulan saja. Seperti halnya siang berganti malam, hujan berganti
panas, dan kejadian-kejadian alam lainnya. Tetapi para filsuf berfikir keras
bahwa kejadian alam itu pasti ada sebab di belakang kejadian-kejadian itu.
Cara paling sederhana untuk menetapkan ciri paling hakiki
filsafat alam adalah dengan menunjukkan hubungannya dengan ilmu alam.[3]
Karena ilmu alam akan menunjukkan realita atas pemikiran-pemikiran filsafat
alam.
2) PERKEMBANGAN FILSAFAT ALAM
Filsafat Alam berkembang sejak zaman pra-Sokrates.Pesisir
barat asia minor di duduki orang lonia. Diperkirakan pada abad 11 s.M, mereka
pindah ke sana, akibat penyerbuan suku doria ke daratan yunani. lonia merupakan
daerah pertama di negeri yunani yang
mencapai kemajuan besar, baik dalam bidang ekonomi maupun dalam bidang
kultural. Homeros, penyair yang terkenal itu, hidup di lonia (tahun 850 s.M).
demikian juga ketiga filsuf alam yang terkenal: Thales, Anaximandros, serta
Anaximenes. Mereka bertempat tinggal di kota Miletos.
Miletos lah yang
menjadi tempat lahir untuk filsafat dan bukan kota lain. KarKarena pada waktu
itu Miletos adalah kota terpenting dari keduabelas kota lonia. Kota ini yang
letaknya di bagian selatan pesisir asia minor, mempunyai pelabuhan yang
memungkinkan perhubungan dengan banyak daerah lain. Dengan demikian Miletos
menjadi titik pertemuan untuk banyak kebudayaan dan segala macam informasi
dapat ditukar antara orang-orang yang berasal dari pelbagai tempat. [4]
Masa hidup para filsuf pra-Sokrates ini meliputi suatu kurun
waktu yang dimulai dengan Thales dari Miletos sampai Demokritos (460-370 s.M).
Thales, Anaximander, Anaximenes, Xenophanes, dan Pythagoras kurang lebih hidup
di zaman yang sama atau paling sedikit mengalami meski tidak saling mengetahui
(625-525 s.M, yaitu kira-kira semasa hidupnya Buddha Siddartha Gautama 623-543
s.M).[5]
Para filsuf pra-Sokrates sudah berpikir pasca-Mitologi dan
semakin menerapkan kaidah-kaidah kerja logos. Ada pendapat umum yang
percaya bahwa kebanyakan dari mereka ini
mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula dan substansi alam
semesta, tetapi belum tentang manusia
sendiri.[6]
3) TOKOH-TOKOH FILSAFAT ALAM
1. THALES
Dalam tradisi yunani
terdapat beberapa berita mengenai ketujuh orang bijaksana yang hidup
dalam abad ke-6 s.M. biarpun nama-nama dalam berita itu tidak selalu sama,
namun semua nama Thales dari Miletos. Tentang tokoh ini banyak dongeng beredar
yang tidak dapat dipercaya keebenarannya. Hampir semua fakta yang kita ketahui
hidupnya, kita dengar dari sejarawan dari Herodotos (abad ke-5 s.M), tetapi
Herodotos tidak menyebutnya dengan nama “filsuf” dan tidak menceritakan keaktifannya
sebagai filsuf. Baru Aristoteles (abad ke-4 s.M) mengenakan kepada Thales gelar
“filsuf yang pertama”.[7]
Thales lahir sekitar
tahun 625-624 s.M, dan mangkat sekitar tahun 547-546 s.M. ayahnya bernama
Exaneyas dan ibunya bernama Cleobulina.[8]
Para filsuf barat terutama yunani menganggap bahwa Thales adalah filosof
pertama. Tetapi Thales tidak menulis buah fikirannya. Ajarannya di sebarkan
oleh murid-murid nya dari waktu ke waktu melalui cerita, baru kemudian
Aristoteles menulisnya dalam sebuah buku.
Prestasi besar thales di
tandai dengan sejumlah karya nya:
o
Berhasil
meramalkan gerhana matahari pada tanggal 28 mei 585 s.M.
o
Menemukan
cara untuk mengukur tinggi piramida dan jarak kapal di laut.
o
Menerangkan teori tentang banjir tahunan di Mesir.[9]
Prestasi itu tidak
dapat di lepas dari pengalamannya di Mesir, karena pekerjaanya sebagai pedagang
yang sering berlayar ke Mesir. Mengenai filsafatnya tentang alam ini yang
paling utama ialah Apa yang menjadi Asal dari Alam ini?. Thales menemukan
jawabannya , bahwa “Air”lah yang merupakan inti dasar daripada alam
semesta ini. Semua berasal dari air dan akan kembali sebagai air pula. Jadi
semua kejadian alam ini hanyalah air belaka.[10]
Pendapat Thales ini
berdasarkan pengalamannya sehari-hari, sebagai pedagang yang selalu melintasi
lautan yang begitu luas, dia melihat bagaimana ombak laut bisa menggulung dan
membinasakan juga memberi kehidupan bagi para nelayan dan saudagar. Dan di
Mesir dia melihat bagaimana sungai Nil memberi kesuburan bagi orang-orang
mesir, dengan air mereka bisa bercocok tanam dan keperluan hidup sehari-hari.
Begitulah air memberikan pengaruh besar terhadap Thales mengenai pikiran dan
pandangannya tentang alam.
Kepercayaan bathin
Thales masih animism. Animism ialah kepercayaan, bahwa bukan saja barang yang
hidup mempunyai jiwa, tetapi juga benda mati. Kepercayaannya kesana di kuatkan
oleh pengalaman pula. Besi berani (maghnet) dan batu api di gosok sampai panas
menarik barang yang dekat dengannya. Ini dipandangnya sebagai kodrat tanda
berjiwa.[11]
Sekianlah tentang filsuf pertama yunani ini. Pandangannya menyatukan semua pada
air, “Air Asal dan Akhir”.
2. ANAXIMANDROS
Dia adalah murid
Thales. Ahli Astronomi dan Ilmu Bumi. Putra dari Praxiades ini hidup sekitar
tahun 610-547 s.M. dia limabelas tahun lebih muda dari Thales. Dia adalah
filsuf pertama yang menuliskan buah fikirannya kedalam buku, sebab itu
karangannya di pandang sebagai buku filosofi yang paling tua.
Anaximandros juga
mencari prinsip yang dapat memberikan pengertian mengenai kejadian di alam ini,
tetapi dia tidak memilih salah satu anasir yang bisa diamati pancaindera.[12]
Meskipun Anaximandros merupakan murid
Thales, namun ia menjadi terkenal justru karena mengkritik pandangan gurunya
mengenai air sebagai prinsip dasar segala sesuatu. Menurutnya, bila air merupakan prinsip
dasar segala sesuatu, maka seharusnya air terdapat di dalam segala sesuatu, dan
tidak ada lagi zat yang berlawanan dengannya. Namun
kenyataannya, air dan api saling berlawanan sehingga air bukanlah zat yang ada
di dalam segala sesuatu. Karena
itu, Anaximandros berpendapat bahwa tidak mungkin mencari prinsip dasar
tersebut dari zat yang empiris. Prinsip
dasar itu haruslah pada sesuatu yang lebih mendalam dan tidak dapat diamati
oleh pancaindera. Anaximandros
mengatakan bahwa prinsip dasar segala sesuatu adalah to apeiron.[13]
“Apeiron” itu tidak dapat di rupakan tidak ada yang menyamainya di dunia ini.
Karena segala yang kelihatan itu, yang dapat ditentukan rupanya dengan
pancaindera kita, adalah barang yang mempunyai akhir.
Jika kita melihat
sifat-sifat yang di berikan pada apeiron, yaitu sesuatu yang tak
terhingga, tak terbatas, tak dapat dirupakan dan disamakan dengan benda alam,
kita dapat menduga barangkali yang menjadi prinsip dasar alam ini adalah Allah
SWT.
Kekurangan informasi
tentang Anaximandros mengakibatkan banyak lowongan dalam pengetahuan kita
tentang ajaran filsuf ini. Namun demikian apa yang kita ketahui sudah cukuplah
untuk menarik kesimpulan bahwa Anaximandros adalah betul-betul orang yang
mempunyai daya fikir tinggi. Ia membuka jalan baru untuk mengerti dunia, yang
sangat mempengaruhi sejarah filsafat selanjutnya.[14]
Itulah suatu langkah penting menuju pengertian rasional tentang dunia. Tetapi
kita harus mengakui juga bahwa observasi ini masih jauh dari memuaskan.
3. ANAXIMENES
Anaximenes kira-kira
hidup sekitar tahun 585-525 s.M, dia adalah murid langsung dari Anaximandros.[15]
Tidak banyak naskah yang mengisahkan tentang riwayat hidup Anaximenes, namun ia
merupakan filsuf terakhir dari kota Miletos, karena pada tahun 494 s.M kota
Miletos diserang oleh bangsa Persia. Dan para ahli pikir dari kota Miletos
melarikan diri dari, maka lenyaplah kota Miletos sebagai pusat pengajaran
filsafat Alam.
Mengenai ajaran
filsafat Anaximenes juga mempermasalahkan tentang alam ini, berbeda dari
gurunya Anaximandros, dia menganggap bahwa asal-usul dari alam ini adalah udara.
Dia berbeda pendapat dari gurunya karena beranggapan bahwa Salah satu kesulitan untuk menerima filsafat Anaximandros
tentang to apeiron yang metafisik adalah bagaimana
menjelaskan hubungan saling memengaruhi antara yang metafisik dengan yang
fisik. Karena itulah, Anaximenes
tidak lagi melihat sesuatu yang metafisik sebagai prinsip dasar segala sesuatu,
melainkan kembali pada zat yang bersifat fisik yakni udara.[16]
Sebagai ahli ilmu alam, Anaximenes
menggunakan pengalaman bahwa udara yang meliputi dunia ini menjadi sebab segala
yang hidup. Kalau tak ada udara, tak akan terjadi yang lahir ini dengan
beberapa macam dan ragamnya.[17]
Anaximenes juga menulis suatu buku, dan
dari buku itu hanya satu fragmen yang di simpan.[18]
4. PYTHAGORAS
Pythagoras lahir di pulau Samos, tahun kelahirannya
diperkirakan sekitar tahun 570 s.M. dan mangkat sekitar tahun 570 s.M.
kira-kira sekitar tahun 530 s.M. atau sekitar umur 40 th ia pindah ke Kroton,
dekat Calabria (sekarang wilayah italia). Dia tinggal di sana kira-kira selama
20 th. Setelah itu Pythagoras dan pengikutnya berpindah ke Metapontion karena
alasan politik. Dan dia di bunuh oleh muridnya sendiri yang membelot di kota
tersebut.
Dalam filsafatnya ia berbeda
dengan filosof terdahulu, tidak mempersoalkan azas pertama dari alam, tetapi
mencari rahasia alam. Menurutnya alam ini tersusun sebagai angka-angka. Segala
sesuatu dapat diterangkan atas dasar angka. Disini kita dapat melihat bahwa
kecapkapannya dalam matematika mempengaruhi pada pemikiran filsafatnya.
5. DEMOKRITOS
Demokritos lahir
kira-kira tahun 460 s.M. di Abdera, Thrakea (sekarang di timur laut yunani).
kematiannya diperkirakan pada tahun 370 s.M.[19]
dia merupakan filsuf alam terakhir, karena sesudah masa Demokritos para filsuf
tidak lagi memperdebatkan masalah alam ini, mereka mulai mencari filosof
tentang manusia. Seperti para Sofism, Sokrates, Aristoteles, Plato. Dia
merupakan anak dari keluarga yang kaya, pada masa mudanya, dia sering bepergian
ke Mesir dan Negara-negara timur dengan hartanya itu.
Demokritos sebenarnya
kurang cocok jika disebut sebagai filsuf pra-Sokrates, karena ia lebih muda
dari Sokrates. Dia dikenal sebagai pemikir yang jenaka dan pelupa, sehingga
dijuluki “the laughing philosopher.”[20]
Seperti Empedokles dan Anaxagoras,
Demokritos pun berpendapat bahwa realitas seluruhnya bukanlah satu, melainkan
terdiri dari banyak unsur. Dalam hal ini mereka sepaham dengan ajaran
pluralisme. Tetapi bertentangan dengan Empedokles dan Anaxagoras, ia berpikir
bahwa unsur-unsur itu tidak dapat dibagi-bagi lagi. Karenanya unsur-unsur itu
diberi nama “atom” (atomos: dari a-= tidak dan tomos= terbagi)
atom-atom itu merupakan bagian-bagian materi yang begitu kecil, sehingga mata
kita tidak mampu mengamatinya. Dengan tiga cara atom-atom itu berbeda satu sama
lain: dengan bentuknya (seperti huruf A berbeda dengan huruf N), dengan
urutannya (seperti AN berbeda dengan NA), dan menurut posisinya (seperti N
berbeda dengan Z). tetapi atom-atom tersebut tidak mempunyai kualitas sama
sekali. Itulah perbedaan lain lagi dengan anasir-anasir Empedokles dan
benih-benih Anaxagoras.[21]
BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
Dari penjelasan di atas dapat kita
simpulkan bahwa filsafat alam merupakan awal dari ilmu filsafat. Dinamakan
filsafat alam karena yang menjadi obyek pemikiran adalah mengenai kejadian alam
semesta ini. Filsafat alam ada sejak zaman pra-Sokrates dengan Miletus sebagai
tanah kelahiran filsafat alam. Pemikiran para filsuf alam sangat dipengaruhi
oleh kehidupan dan kemahiran mereka, seperti halnya Thales, Anaximenes, dan
Pythagoras.
Sekian makalah yang dapat kami
sampaikan, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk untuk
perbaikan di kemudian hari. Sekian dan
terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
§ Bertens, kess, Sejarah Filsafat
Yunani, Yogyakarta: Kanisius, 1975.
§ Kusumohamidjojo, Budiono, Filsafat
Yunani Klasik,Yogyakarta: Jalasutra, 2012.
§ Basori, Ahmad Chairil, Filsafat, Semarang:
IAIN Walisongo, 1986.
§ Hatta, Mohammad, Alam Pikiran
Yunani, Jakarta: UI-Press, cet-3. 1986.
§ https://id.wikipedia.org.
[1]
Drs.A. Chairil Basori, filsafat, hal 16.
[2]
Dr. K. Bertens, SejarahFilsafat Yunani, hal 32.
[3]
Moritz Schlick, Filsafat Alam, hal 1.
[4]
Dr.K. Bertens, op, cit, hal 26.
[5]
Budiono Kusumohamidjojo, Filsafat Yunani Klasik, hal 24.
[6] Ibid,
hal 23.
[7] Dr.K.
Bertens, op, cit, hal 26.
[8]
Budiono Kusumohamidjojo, op, cit, hal 29.
[9]
Ibid, hal 30.
[10]
Drs.A. Chairil Basori, op, cit, hal 18
[11]
Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, hal 8.
[12]
Dr.K.Bertens, op,cit, hal 29.
[13] https://id.wikipedia.org/wiki/Anaximandros.
[14]
Dr.K.Bertens, op,cit, hal 31.
[15]
Budiono kusumohamidjojo, op,cit, hal 41
[16] https://id.wikipedia.org/wiki/Anaximenes.
[17] Drs.A.
Chairil Basori, op, cit, hal 21.
[18]
Dr.K.Bertens, op,cit, hal 31.
[19]
Budiono kusumohamidjojo, op,cit, hal 120.
[20]
Ibid, hal 120.
[21]
Dr.K.Bertens, op,cit, hal 62.