Minggu, 05 November 2017

VIRAL PENAMPAKAN BANGKONG RAKSASA DIMAKAM MBAH KI WONOSARI
Menurut keterangan beberapa para peziarah makam, yang pernah melihat penampakan bangkong raksasa secara langsung.  Bangkong itu beratnya sekitar 2kg dengan tinggi sekitar satu jengkal setegah ukuran tangan orang dewasa.
Menurut tokoh setempat baik ulama’ atau sesepuh dusun,  Bangkong tersebut bukanlah bangkong biasa melainkan bangkong ghoib penjaga makam.


 



Cerita salah satu ulama’ setempat ketika menceritakan pengalamannya, pada saat berziarah dan bermeditasi dimakam mba ki wonosari. Beliau mengatakan, sebenarnya selain bangkong ghoib penunggu makam. Masih ada batu akik dan cemeti/pecut  sakti milik mbah ki wonosari, yang tersimpan dimakam secara ghoib.

SIAPAH SOSOK MBAH KI WONOSARI ?
Berbicara tentang mbah ki wonosari, tentunya tidak terlepas dari nama besar sosok Ni Pandansari atau Nyai dapu dan Ki Dhapuraja atau Kyai dapu. yang namannya sudah tidah asing bagi warga jawa tengah, khususnya masyarakat boja, Yang mana Nyai dapu merupakan saudari kandung dari sunan Bayat atau sunan pandanaran, bupati Semarang pertama. Pada masa kesultanan demak dan Giri Kedathon pada abad ke  16 M. Sunan pandanaran dan Ni Pandansari adalah keturunan dari Pangeran Mode Pandan termasuk keturunan Sultan Demak Raden Bagus Sebrang Lor atau Pangeran Adi Pati Sepuh. Sunan Pandanan juga  murid dari sunan kalijogo.
Mbah ki wonosari merupakan sosok alim, kaki tangan atau abdi kinasihnya Nyai dapu. Seseorang yang pertama kali bubak yoso dusun pilang. Yang asal mulannya hutan yang lebat, berkat jasa mbah ki wonosari hutan tersebut berubah menjadi sebuah dusun.
ASAL MUASAL PENAMAAN DUSUN PILANG
Menurut cerita sesepuh dusun, nama pilang bermuasal dari ketika itu mbah ki wonosari sebagai kaki tangan Nyai Dapu, di suruh mengembala sapi , ketika sedang mengembala di sebuah hutan tiba-tiba sapi yang dikembala mbah ki wonosari semua menghilang. Lantas mbah ki wonosari berucap tempat ini saya namai pilang, tempat dimana sapi-sapi gembalaanku hilang.



Artikel ini mencoba menjelaskan “ versi “ sejarah mbah ki wonosari
Oleh : Suprayitman / Supra Al - pilangi
Kalau artikel ini menurut anda bermanfaat tolong di share lewat status dan group-group SOSMED lain yang anda miliki.


Jumat, 10 Juni 2016

MAKALAH FILSAFAT ALAM



BAB I
A.     PENDAHULUAN
Filsafat barat berpusat pada perkembangan filsafat yunani, karena pemikiran para filsuf yunani yang kritis dan radikal.
Di kota Miletos Asia Minor yang pada waktu itu masuk wilayah yunani, muncullah pada abad VI SM, para pemikir-pemikir yunani yang di sebut filosof alam. Dinamakan sebagai filosof alam, karena obyek yang menjadi permasalahan pokoknya adalah mengenai masalah alam (cosmos). Mereka mempersoalkan apakah sebenarnya yang merupakan Prinsip Dasar (inti) alam semesta ini.[1]
Dalam makalah ini kami ingin membahas sedikit tentang filsafat alam sejak zaman Pra Socrates.

B.      RUMUSAN MASALAH
1)      Apa itu filsafat alam.?
2)      Kapan filsafat alam mulai berkembang.?
3)      Siapa tokoh-tokoh filsuf alam.?

BAB II
  I.      PEMBAHASAN
1)      PENGERTIAN FILSAFAT ALAM
Disebut filsafat alam ialah karena perhatian atau pemikiran para filsuf di pusatkan pada alam.[2] Para filsuf pada zaman ini tidak puas dengan kejadian alam ini hanya berdasarkan mitos, mereka beranggapan bahwa kejadian di alam semesta ini tidak hanya kebetulan saja. Seperti halnya siang berganti malam, hujan berganti panas, dan kejadian-kejadian alam lainnya. Tetapi para filsuf berfikir keras bahwa kejadian alam itu pasti ada sebab di belakang kejadian-kejadian itu.
Cara paling sederhana untuk menetapkan ciri paling hakiki filsafat alam adalah dengan menunjukkan hubungannya dengan ilmu alam.[3] Karena ilmu alam akan menunjukkan realita atas pemikiran-pemikiran filsafat alam.



2)      PERKEMBANGAN FILSAFAT ALAM
­Filsafat Alam berkembang sejak zaman pra-Sokrates.Pesisir barat asia minor di duduki orang lonia. Diperkirakan pada abad 11 s.M, mereka pindah ke sana, akibat penyerbuan suku doria ke daratan yunani. lonia merupakan daerah pertama di  negeri yunani yang mencapai kemajuan besar, baik dalam bidang ekonomi maupun dalam bidang kultural. Homeros, penyair yang terkenal itu, hidup di lonia (tahun 850 s.M). demikian juga ketiga filsuf alam yang terkenal: Thales, Anaximandros, serta Anaximenes. Mereka bertempat tinggal di kota Miletos.
 Miletos lah yang menjadi tempat lahir untuk filsafat dan bukan kota lain. KarKarena pada waktu itu Miletos adalah kota terpenting dari keduabelas kota lonia. Kota ini yang letaknya di bagian selatan pesisir asia minor, mempunyai pelabuhan yang memungkinkan perhubungan dengan banyak daerah lain. Dengan demikian Miletos menjadi titik pertemuan untuk banyak kebudayaan dan segala macam informasi dapat ditukar antara orang-orang yang berasal dari pelbagai tempat. [4]
Masa hidup para filsuf pra-Sokrates ini meliputi suatu kurun waktu yang dimulai dengan Thales dari Miletos sampai Demokritos (460-370 s.M). Thales, Anaximander, Anaximenes, Xenophanes, dan Pythagoras kurang lebih hidup di zaman yang sama atau paling sedikit mengalami meski tidak saling mengetahui (625-525 s.M, yaitu kira-kira semasa hidupnya Buddha Siddartha Gautama 623-543 s.M).[5]
Para filsuf pra-Sokrates sudah berpikir pasca-Mitologi dan semakin menerapkan kaidah-kaidah kerja logos. Ada pendapat umum yang percaya bahwa kebanyakan dari  mereka ini mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula dan substansi alam semesta, tetapi belum  tentang manusia sendiri.[6]

3)      TOKOH-TOKOH FILSAFAT ALAM
1.      THALES
Dalam tradisi yunani terdapat beberapa berita mengenai ketujuh orang bijaksana yang hidup dalam abad ke-6 s.M. biarpun nama-nama dalam berita itu tidak selalu sama, namun semua nama Thales dari Miletos. Tentang tokoh ini banyak dongeng beredar yang tidak dapat dipercaya keebenarannya. Hampir semua fakta yang kita ketahui hidupnya, kita dengar dari sejarawan dari Herodotos (abad ke-5 s.M), tetapi Herodotos tidak menyebutnya dengan nama “filsuf” dan tidak menceritakan keaktifannya sebagai filsuf. Baru Aristoteles (abad ke-4 s.M) mengenakan kepada Thales gelar “filsuf yang pertama”.[7]
Thales lahir sekitar tahun 625-624 s.M, dan mangkat sekitar tahun 547-546 s.M. ayahnya bernama Exaneyas dan ibunya bernama Cleobulina.[8] Para filsuf barat terutama yunani menganggap bahwa Thales adalah filosof pertama. Tetapi Thales tidak menulis buah fikirannya. Ajarannya di sebarkan oleh murid-murid nya dari waktu ke waktu melalui cerita, baru kemudian Aristoteles menulisnya dalam sebuah buku.

Prestasi besar thales di tandai dengan sejumlah karya nya:
o Berhasil meramalkan gerhana matahari pada tanggal 28 mei 585 s.M.
o Menemukan cara untuk mengukur tinggi piramida dan jarak kapal di laut.
o Menerangkan  teori tentang banjir tahunan di Mesir.[9]
Prestasi itu tidak dapat di lepas dari pengalamannya di Mesir, karena pekerjaanya sebagai pedagang yang sering berlayar ke Mesir. Mengenai filsafatnya tentang alam ini yang paling utama ialah Apa yang menjadi Asal dari Alam ini?. Thales menemukan jawabannya , bahwa “Air”lah yang merupakan inti dasar daripada alam semesta ini. Semua berasal dari air dan akan kembali sebagai air pula. Jadi semua kejadian alam ini hanyalah air belaka.[10]
Pendapat Thales ini berdasarkan pengalamannya sehari-hari, sebagai pedagang yang selalu melintasi lautan yang begitu luas, dia melihat bagaimana ombak laut bisa menggulung dan membinasakan juga memberi kehidupan bagi para nelayan dan saudagar. Dan di Mesir dia melihat bagaimana sungai Nil memberi kesuburan bagi orang-orang mesir, dengan air mereka bisa bercocok tanam dan keperluan hidup sehari-hari. Begitulah air memberikan pengaruh besar terhadap Thales mengenai pikiran dan pandangannya tentang alam.
Kepercayaan bathin Thales masih animism. Animism ialah kepercayaan, bahwa bukan saja barang yang hidup mempunyai jiwa, tetapi juga benda mati. Kepercayaannya kesana di kuatkan oleh pengalaman pula. Besi berani (maghnet) dan batu api di gosok sampai panas menarik barang yang dekat dengannya. Ini dipandangnya sebagai kodrat tanda berjiwa.[11] Sekianlah tentang filsuf pertama yunani ini. Pandangannya menyatukan semua pada air, “Air Asal dan Akhir”.
2.      ANAXIMANDROS
Dia adalah murid Thales. Ahli Astronomi dan Ilmu Bumi. Putra dari Praxiades ini hidup sekitar tahun 610-547 s.M. dia limabelas tahun lebih muda dari Thales. Dia adalah filsuf pertama yang menuliskan buah fikirannya kedalam buku, sebab itu karangannya di pandang sebagai buku filosofi yang paling tua.
Anaximandros juga mencari prinsip yang dapat memberikan pengertian mengenai kejadian di alam ini, tetapi dia tidak memilih salah satu anasir yang bisa diamati pancaindera.[12] Meskipun Anaximandros merupakan murid Thales, namun ia menjadi terkenal justru karena mengkritik pandangan gurunya mengenai air sebagai prinsip dasar segala sesuatu. Menurutnya, bila air merupakan prinsip dasar segala sesuatu, maka seharusnya air terdapat di dalam segala sesuatu, dan tidak ada lagi zat yang berlawanan dengannya. Namun kenyataannya, air dan api saling berlawanan sehingga air bukanlah zat yang ada di dalam segala sesuatu. Karena itu, Anaximandros berpendapat bahwa tidak mungkin mencari prinsip dasar tersebut dari zat yang empiris. Prinsip dasar itu haruslah pada sesuatu yang lebih mendalam dan tidak dapat diamati oleh pancaindera. Anaximandros mengatakan bahwa prinsip dasar segala sesuatu adalah to apeiron.[13] “Apeiron” itu tidak dapat di rupakan tidak ada yang menyamainya di dunia ini. Karena segala yang kelihatan itu, yang dapat ditentukan rupanya dengan pancaindera kita, adalah barang yang mempunyai akhir.
Jika kita melihat sifat-sifat yang di berikan pada apeiron, yaitu sesuatu yang tak terhingga, tak terbatas, tak dapat dirupakan dan disamakan dengan benda alam, kita dapat menduga barangkali yang menjadi prinsip dasar alam ini adalah Allah SWT.
Kekurangan informasi tentang Anaximandros mengakibatkan banyak lowongan dalam pengetahuan kita tentang ajaran filsuf ini. Namun demikian apa yang kita ketahui sudah cukuplah untuk menarik kesimpulan bahwa Anaximandros adalah betul-betul orang yang mempunyai daya fikir tinggi. Ia membuka jalan baru untuk mengerti dunia, yang sangat mempengaruhi sejarah filsafat selanjutnya.[14] Itulah suatu langkah penting menuju pengertian rasional tentang dunia. Tetapi kita harus mengakui juga bahwa observasi ini masih jauh dari memuaskan.
3.      ANAXIMENES
Anaximenes kira-kira hidup sekitar tahun 585-525 s.M, dia adalah murid langsung dari Anaximandros.[15] Tidak banyak naskah yang mengisahkan tentang riwayat hidup Anaximenes, namun ia merupakan filsuf terakhir dari kota Miletos, karena pada tahun 494 s.M kota Miletos diserang oleh bangsa Persia. Dan para ahli pikir dari kota Miletos melarikan diri dari, maka lenyaplah kota Miletos sebagai pusat pengajaran filsafat Alam.
Mengenai ajaran filsafat Anaximenes juga mempermasalahkan tentang alam ini, berbeda dari gurunya Anaximandros, dia menganggap bahwa asal-usul dari alam ini adalah udara. Dia berbeda pendapat dari gurunya karena beranggapan bahwa Salah satu kesulitan untuk menerima filsafat Anaximandros tentang to apeiron yang metafisik adalah bagaimana menjelaskan hubungan saling memengaruhi antara yang metafisik dengan yang fisik. Karena itulah, Anaximenes tidak lagi melihat sesuatu yang metafisik sebagai prinsip dasar segala sesuatu, melainkan kembali pada zat yang bersifat fisik yakni udara.[16]
Sebagai ahli ilmu alam, Anaximenes menggunakan pengalaman bahwa udara yang meliputi dunia ini menjadi sebab segala yang hidup. Kalau tak ada udara, tak akan terjadi yang lahir ini dengan beberapa macam dan ragamnya.[17] Anaximenes juga menulis  suatu buku, dan dari buku itu hanya satu fragmen yang di simpan.[18]
4.      PYTHAGORAS
Pythagoras  lahir di pulau Samos, tahun kelahirannya diperkirakan sekitar tahun 570 s.M. dan mangkat sekitar tahun 570 s.M. kira-kira sekitar tahun 530 s.M. atau sekitar umur 40 th ia pindah ke Kroton, dekat Calabria (sekarang wilayah italia). Dia tinggal di sana kira-kira selama 20 th. Setelah itu Pythagoras dan pengikutnya berpindah ke Metapontion karena alasan politik. Dan dia di bunuh oleh muridnya sendiri yang membelot di kota tersebut.
Dalam filsafatnya ia berbeda dengan filosof terdahulu, tidak mempersoalkan azas pertama dari alam, tetapi mencari rahasia alam. Menurutnya alam ini tersusun sebagai angka-angka. Segala sesuatu dapat diterangkan atas dasar angka. Disini kita dapat melihat bahwa kecapkapannya dalam matematika mempengaruhi pada pemikiran filsafatnya.
5.      DEMOKRITOS
Demokritos lahir kira-kira tahun 460 s.M. di Abdera, Thrakea (sekarang di timur laut yunani). kematiannya diperkirakan pada tahun 370 s.M.[19] dia merupakan filsuf alam terakhir, karena sesudah masa Demokritos para filsuf tidak lagi memperdebatkan masalah alam ini, mereka mulai mencari filosof tentang manusia. Seperti para Sofism, Sokrates, Aristoteles, Plato. Dia merupakan anak dari keluarga yang kaya, pada masa mudanya, dia sering bepergian ke Mesir dan Negara-negara timur dengan hartanya itu.
Demokritos sebenarnya kurang cocok jika disebut sebagai filsuf pra-Sokrates, karena ia lebih muda dari Sokrates. Dia dikenal sebagai pemikir yang jenaka dan pelupa, sehingga dijuluki “the laughing philosopher.”[20]
Seperti Empedokles dan Anaxagoras, Demokritos pun berpendapat bahwa realitas seluruhnya bukanlah satu, melainkan terdiri dari banyak unsur. Dalam hal ini mereka sepaham dengan ajaran pluralisme. Tetapi bertentangan dengan Empedokles dan Anaxagoras, ia berpikir bahwa unsur-unsur itu tidak dapat dibagi-bagi lagi. Karenanya unsur-unsur itu diberi nama “atom” (atomos: dari a-= tidak dan tomos= terbagi) atom-atom itu merupakan bagian-bagian materi yang begitu kecil, sehingga mata kita tidak mampu mengamatinya. Dengan tiga cara atom-atom itu berbeda satu sama lain: dengan bentuknya (seperti huruf A berbeda dengan huruf N), dengan urutannya (seperti AN berbeda dengan NA), dan menurut posisinya (seperti N berbeda dengan Z). tetapi atom-atom tersebut tidak mempunyai kualitas sama sekali. Itulah perbedaan lain lagi dengan anasir-anasir Empedokles dan benih-benih Anaxagoras.[21]







BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa filsafat alam merupakan awal dari ilmu filsafat. Dinamakan filsafat alam karena yang menjadi obyek pemikiran adalah mengenai kejadian alam semesta ini. Filsafat alam ada sejak zaman pra-Sokrates dengan Miletus sebagai tanah kelahiran filsafat alam. Pemikiran para filsuf alam sangat dipengaruhi oleh kehidupan dan kemahiran mereka, seperti halnya Thales, Anaximenes, dan Pythagoras.
Sekian makalah yang dapat kami sampaikan, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk untuk perbaikan di kemudian hari. Sekian dan  terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA
§  Bertens, kess, Sejarah Filsafat Yunani, Yogyakarta: Kanisius, 1975.
§  Kusumohamidjojo, Budiono, Filsafat Yunani Klasik,Yogyakarta: Jalasutra, 2012.
§  Basori, Ahmad Chairil, Filsafat, Semarang: IAIN Walisongo, 1986.
§  Hatta, Mohammad, Alam Pikiran Yunani, Jakarta: UI-Press, cet-3. 1986.
§  https://id.wikipedia.org.


[1] Drs.A. Chairil Basori, filsafat, hal 16.
[2] Dr. K. Bertens, SejarahFilsafat Yunani, hal  32.
[3] Moritz Schlick, Filsafat Alam, hal 1.
[4] Dr.K. Bertens, op, cit, hal 26.
[5] Budiono Kusumohamidjojo, Filsafat Yunani Klasik, hal 24.
[6] Ibid, hal 23.
[7] Dr.K. Bertens, op, cit, hal 26.
[8] Budiono Kusumohamidjojo, op, cit, hal 29.
[9] Ibid, hal 30.
[10] Drs.A. Chairil Basori, op, cit, hal 18
[11] Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, hal 8.
[12] Dr.K.Bertens, op,cit, hal 29.
[13] https://id.wikipedia.org/wiki/Anaximandros.
[14] Dr.K.Bertens, op,cit, hal 31.
[15] Budiono kusumohamidjojo, op,cit, hal 41
[16] https://id.wikipedia.org/wiki/Anaximenes.
[17] Drs.A. Chairil Basori, op, cit, hal 21.
[18] Dr.K.Bertens, op,cit, hal 31.
[19] Budiono kusumohamidjojo, op,cit, hal 120.
[20] Ibid, hal 120.
[21] Dr.K.Bertens, op,cit, hal 62.

Jumat, 27 Mei 2016

MAKALAH TAFSIR AYAT SAINS



BUMI
Makalah ini disusun Guna Memenuhi Tugas
TAFSIR AYAT SAINS
Dosen Pengampu: Moch.Noor Ichwan MA,g
Disusun Oleh:
Suprayitman (134211074)
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015






I.                   Latar belakang
Bumi yang kita tempati adalah sebuah planet yang sangat menakjubkan  dari sekian planet yang ada di tata surya. Dan informasi tentang bumi dalam al-qur’an telah banyak di singung semisal ayat 22:surat Al-Baqoroh:
  
“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah[30], Padahal kamu mengetahui.
Ayat tersebut termasuk salah satu ayat yang bercerita tentang gambaran bumi, dari sekian banyak ayat yang bercerita tentang bumi, tema tentang bumi yang mencakup bahasa tentang bentuk, stuktur, ukuran dalam tidak dijelaskan secara terperinci. Sebab manusia dapat mempelajarinya melalui banyak kajian dan penelitian secara mendalam. Berangkat dari hal tersebut kami akan memaparkan tentang bumi pada makalah ini.
II.                Rumusan Masalah
Bagaimana memahami ayat-ayat tentang bumi dan seperti apa pendapat mufasir dan ahlinya?
III.             Pembahasan
A.    Bentuk bumi

“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap.(al-Baqoroh:22)

  
“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. ingatlah Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.(az-Zumar).
            Ayat 22 surat al-Baqoroh menjelaskan tentang penciptaan bumi yang di hamparkan untuk kamu. Kata kholaqo/mencipta memberikan kesan sesuatu wujud, baik bahan yang sudah ada sebelumnya maupun belum ada. Demikian juga kata ja’ala mengadung makna mewujudkan sesuatu dari yang ada sebelumnya dari mengambil manfaat atasnya. Dan maksud bumi dihamparkan adalah sebagai kesan bahwa bumi dijadikan Allah begitu mudah dan nyaman untuk di huni.[1] Seperti diketahui bahwa manusia pada umumnya menempati dataran baik rendah maupun tinggi yang subur. Daerah dataran tersebut terbentuk melalui proses geologi yang sangat lama hinga jutaan tahun dalam manusia.[2]  
            Dalam ayat 5 surat az-Zumar menyatakan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi segala isinya dengan benar dan adil, berdasarkan hikmahnya bukan bersenda gurau. Allah mendatangkan malam dan membawa pergi siang begitupun sebaliknya. Masing-masing datang pada waktunya,satu sama lain tidak pernah saling mendahului.[3] Dan itu juga senada dengan apa yang di tegaskan dalam surat ad-Dukhan 38-39 bahwa penciptaan langit dan bumi tidaklah main-main. Sebaliknya langit dan bumi merupakan perencanaan yang sempurna, baik ruang dan waktunya. Penciptaan langit dan bumi sangat tepat dari segi peletaka lokasinnya dalam galaksi dan system tata surya. Demikian juga waktunya, bumi lahir saat matahari berumur dewasa kurang lebih lima miliar tahun,bukan ketika matahari uzur lima miliar tahun lagi untuk meledak dan melenyapkan planet bumi. Dalam ayat lain di sebutkan;

  
“Dan bumi itu Kami hamparkan, Maka Sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami). adz-Dzariyat 48: 

  
Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. al-Hijir 19; 
 Menyatakan bahwa dan bumi telah kami hamparkan maka (kami) sebaik-baik yang menghamparkan jelas meperhatikan betapa telah sempurnanya penghamparan, lelehan-lelehan cairan batuan ketika bumi masih primitive dan membara. Setelah mendingin lelehan ini menjadi bagian dari listofir planet bumi. Bisakah kita bayangkan apabila cairan panas itu tidak membeku munkinkah ada kehidupan. Kalimat serta kami tumbuhkan di sana segala sesuatu menurut ukuran juga menegaskan bahwa segala yang ada di planet bumi tercipta secara sempurna dan harmonis demi mendukung kehadiran sebuah kehidupan yang komplek.[4]
 B. Struktur bumi
Tentang struktur bumi, Allah tidak menerangkan secara jelas. Mungkin karena hal itu memang dapat diketahui manusia melalui berbagai penelitian. Beberapa ayat Al – qur’an yang memberi isyarat dan petunjuk tentang ini dapat diperhatikan misalnya dalam surat at –TALAQ / 65 : 12 berikut :


“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah Allah Berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.
Sebagaimana bentuk bumi yang bundar, informasi tentang struktur bumi, komponen apa saja yang ada dalam perut bumi, juga tidak dirinci oleh al-Quran karena dapat diketahui oleh kelompok manusia yang mempergunakan akalnya dengan mengadakan survey. Beberapa ahli geologi mengatakan bahwa struktur bumi bisa dibayangkan seperti bawang hanya saja bentuk bumi mendekati bulat. Bumi terdiri dari satu lapisan-lapisan bola (concentric shell). Secara berturut-turut dari bagian paling dalam lapisan bumi terdiri dari inti bumi bagian dalam (inner core), inti bumi bagian luar (out core), mantel bumi bagian dalam (inner mantel), mantel bumi bagian luar (upper mantel), astenosfer,listofer, dan kerak bumi.[5]
Bentuk Planet Bumi
Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid), sebuah bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan buncitan pada bagian khatulistiwa. Buncitan ini terjadi karena rotasi bumi, menyebabkan ukuran diameter katulistiwa 43 km lebih besar dibandingkan diameter dari kutub ke kutub. Diameter rata-rata dari bulatan bumi adalah 12.742 km, atau kira-kira 40.000 km/π. Karena satuan meter pada awalnya didefinisikan sebagai 1/10.000.000 jarak antara katulistiwa ke kutub utara melalui kota Paris, Perancis.

Topografi lokal sedikit bervariasi dari bentuk bulatan ideal yang mulus, meski pada skala global, variasi ini sangat kecil. Bumi memiliki toleransi sekitar satu dari 584, atau 0,17% dibanding bulatan sempurna (reference spheroid), yang lebih mulus jika dibandingkan dengan toleransi sebuah bola biliar, 0,22%. Lokal deviasi terbesar pada permukaan bumi adalah gunung Everest (8.848 m di atas permukaan laut) dan Palung Mariana (10.911 m di bawah permukaan laut). Karena buncitan khatulistiwa, bagian bumi yang terletak paling jauh dari titik tengah bumi sebenarnya adalah gunung Chimborazo di Ekuador.

Proses alam endogen/tenaga endogen adalah tenaga bumi yang berasal dari dalam bumi. Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan bumi ini. Tenaga alam eksogen berasal dari luar bumi dan bersifat merusak. Jadi kedua tenaga itulah yang membuat berbagai macam relief di muka bumi ini seperti yang kita tahu bahwa permukaan bumi yang kita huni ini terdiri atas berbagai bentukan seperti gunung, lembah, bukit, danau, sungai, dsb. Adanya bentukan-bentukan tersebut, menyebabkan permukaan bumi menjadi tidak rata. Bentukan-bentukan tersebut dikenal sebagai relief bumi.

 Komposisi Kimia Bumi
Massa bumi kira-kira adalah 5,98×1024 kg. Kandungan utamanya adalah besi(32,1%), oksigen (30,1%), silikon (15,1%), magnesium (13,9%), sulfur (2,9%), nikel (1,8%), kalsium (1,5%), and aluminium (1,4%); dan 1,2% selebihnya terdiri dari berbagai unsur-unsur langka. Karena proses pemisahan massa, bagian inti bumi dipercaya memiliki kandungan utama besi (88,8%) dan sedikit nikel (5,8%), sulfur (4,5%) dan selebihnya kurang dari 1% unsur langka.

Ahli geokimia F. W. Clarke memperhitungkan bahwa sekitar 47% kerak bumi terdiri dari oksigen. Batuan-batuan paling umum yang terdapat di kerak bumi hampir semuanya adalah oksida (oxides); klorin, sulfur dan florin adalah kekecualian dan jumlahnya di dalam batuan biasanya kurang dari 1%. Oksida-oksida utama adalah silika, alumina, oksida besi, kapur, magnesia, potas dan soda. Fungsi utama silika adalah sebagai asam, yang membentuk silikat. Ini adalah sifat dasar dari berbagai mineral batuan beku yang paling umum. Berdasarkan perhitungan dari 1,672 analisa berbagai jenis batuan, Clarke menyimpulkan bahwa 99,22% batuan terdiri dari 11 oksida (lihat tabel kanan). Konstituen lainnya hanya terjadi dalam jumlah yang kecil.


 Lapisan Lapisan Bumi

Menurut komposisi (jenis dari materialnya), bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut:

1. Kerak bumi (crush) merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 oC. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.

2. Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tabal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 oC.

3. Inti bumi (core), yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 oC. inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500 oC.


Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni bagian padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan; bagian cair (hidrosfer) yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau dan sungai; bagian udara (atmosfer) yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh berbagai jenis organisme (biosfer). Selengkapnya mengenai atmosfer,bisa membaca pada tulisan terdahulu tentang
pengertian atmosfer.

Keempat komponen tersebut berinteraksi secara aktif satu sama lain, misalnya dalam siklus biogeokimia dari berbagai unsure kimia yang ada di bumi, proses transfer panas dan perpindahan materi padat.

Massa dan Medan Magnet Bumi
Ukuran bumi tidak kalah penting bagi kehidupan dari pada jarak bumi dengan matahari, kecepatan rotasi dan bentukan-bentukan di permukaan bumi. Memperhatikan planet lain, kita melihat rentang ukuran yang lebar: Merkurius lebih kecil daripada sepersepuluh bumi, sementara Yupiter 318 kali lebih besar. Apakah ukuran bumi dibandingkan dengan planet lain kebetulan? Ataukah suatu kesengajaan? Ketika kita mengamati ukuran bumi, dengan mudah kita melihat bawa planet kita dirancang untuk sebesar bumi ini sekarang. Ahli geologi Amerika Frank Press dan Raymond Siever memberikan komentar tentang “ketepatan” ukuran bumi: Dan ukuran bumi begitu tepat tidak terlalu kecil sehingga kehilangan atmosfernya, karena gravitasi yang kecil gagal mencegah gas lepas ke angkasa, dan tidak terlalu besar sehingga gravitasinya menahan begitu banyak atmosfer, termasuk gas yang berbahaya. Selain massa bumi, susunan perut bumi juga dirancang khusus. Disebabkan intinya, bumi memiliki medan magnet kuat yang berperan penting dalam menjaga kelangsungan hidup. Menurut Press dan Siever: Perut bumi luar biasa besarnya, namun merupakan mesin penghasil panas yang diseimbangkan secara rumit dengan bahan bakar radioaktif, Andaikan bekerja lebih lambat, aktivitas geologi akan berjalan lebih lambat. Besi mungkin tidak mencair dan terbenam membentuk inti cair, dan medan magnet tidak pernah terbentuk Andaikan lebih banyak bahan radioaktif, dan mesin bekerja lebih cepat, gas dan debu vulkanik tentu telah menghalangi matahari, sehingga atmosfer menjadi pekat mematikan, dan permukaan bumi diguncang oleh gempa dan letusan gunung api setiap hari. Medan magnet yang dibicarakan ahli geologi ini berperan penting bagi kehidupan. Medan magnet ini berasal dari struktur inti bumi. Inti bumi terdiri dari unsur-unsur berat seperti besi dan nikel yang mampu menahan muatan magnet. Inti dalam berbentuk padat sementara inti luar cair. Dua lapis inti bergerak saling mengitari, dan gerakan inilah sumber medan magnet bumi. Menyebar jauh di atas permukaan, medan ini melindungi bumi dari radiasi merusak yang berasal dari angkasa luar. Radiasi dari bintang selain matahari tidak dapat melewati perisai ini. Sabuk Van Allen, yang medan magnetnya merentang hingga 18.000 km dari bumi, melindungi bola ini dari energi mematikan. Diperkirakan bahwa awan plasma yang terjebak Sabuk Van Allen terkadang mencapai energi yang besarnya 100 miliar kali lebih besar daripada bom nuklir yang menimpa Hiroshima. Radiasi dari langit mungkin sama merusaknya. Tetapi medan listrik bumi, hanya melolos-kan 0,1% radiasi tersebut dan ini diserap oleh atmosfer. Energi listrik yang diperlukan untuk menciptakan dan mempertahankan medan listrik sebesar ini mencapai miliaran Ampere, sebanyak yang dibangkitkan umat manusia sepanjang sejarah.
Tentang Penciptaan Alam Semesta Jika perisai pelindung ini tidak ada, kehidupan telah dimusnahkan oleh radiasi mematikan dari waktu ke waktu dan mungkin tak pernah ter-wujud sama sekali. Namun seperti yang diungkapkan Press dan Siever, inti bumi telah dirancang dengan tepat untuk menjaga planet ini tetap aman.

  
“Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.” (QS. Al Anbiyaa’, 21: 32)[6] !
Seperti diketahui batuan dibumi khususnya batuan beku yang berasal dari maqma, senan tiasa merekam medan maqnet saat batuan tersebut terbentuk. Hal ini disebabkan batuan tersebut mengandung mineral-mineral yang bersifat magnetik.
            Bentuk pulau sulawesi yang menyerupai huruf k adalah contoh indah dimana tiap kakinnya berasal dari tempat berlainan dan dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh. Lebih jauh dari rekaman maqnet yang tersimpan batuan pula diketahui bahwa kutup – kutup magnet bergerak dan bahkan letap kutup bertukar tempat yang terekam oleh batuan didasar laut yang tergambar dengan pola magnetik bolak – balik yang simetri ini pada akhirnya menuntun para ilmuan pada konsep pemekaran samudra. Pada gilirannya kelak bersamaan dengan teori apungan benua, yang sejak awal abad ke 20 menjadi bahan perdebatan, menjadi lahirnya landasan teori tektonik lempeng.
Setyana (2009),  salah seorang ahli geofisika indonesia, dalam tulisannya dengan judul yang sangat menarik “kekuatan tersembunnyi bumi: yang melindungi dan membimbing” menjelaskan dengan bahasa populer bagaiimana medan magnet melindungi  dari sebuah radiasi proton dan elektron dari matahari sehingga mata rantai makan global tidak rusak dan epidemi kanker terhindarkan.
Seperti diuraikan sebelumnya medan magnet juga menjadi penuntun dalam penentuan arah bukan hannya bagi manusia tetapi juga binatang pada saat melakukan migrasi dari satu tempat ketempat lainnya. Binatang – binatang pengelana tersebut dituntun oleh medan magnet yang  ditangkap oleh sensor magnetik yang tersimpan dalam tubuh mereka. Dengan menangkap sinyal magnet ini burung – burung dari siberia bisa  dikawasan kepulauan raja ampat di papua.
IV.             Penutup
Kesimpulan
Dari penjelasan tentang ayat-ayat diatas kita bisa mengetahui bahwasanya bumi yang kita diami sekang ini adalah sebuah rumah yang sangat yaman yang telah di ciptakan oleh Allah dengan sedemikian rupa serta melalui proses yang sangat panjang, menjadikan bumi sebagi planet yang paling layak huni dari pada planet tentangga, hal ini di sebabkan oleh letak serta bentuk bumi sendiri sangat mendukung  atas keberlangsunggan mahluk hidup didalamnya, oleh karnanya sebagai mahluk hidup yang tinggal di bumi sudah sepantasnya kita sebagi kholofah yang diturunkan kebumi menjaga keberlangsunya ekosistem yang ada padanya, sehingga bumi akan terus menjadi tempat yang sangat layak di huni bagi cucu-cucu kita di masa yang akan datang.
            DAFTAR PUSTAKA:
shihab M quraish. Tafsir al misbah,pesan dan kesan keserasian al-Quran, Jakarta;lentera hati 2002.
kementrian agama.Tafsir ilmy pencptaan bumi dalam perpektif al-qur’an dan sains.
al-Qorni  Aidh. Tafsir al-muyassar. Terj Qithi press, Jakarta,2007.
haryo Agus sudarmojo. History of eart, menyingkap keajaiban bumi dalam al-Qur’an, bunya. Yogyakarta 2013.
Yahya Harun.penciptaan alam semesta ebook.



[1] M quraish shihab. Tafsir al misbah,pesan dan kesan keserasian al-Quran, Jakarta;lentera hati 2002. h 148-149
[2] kementrian agama.Tafsir ilmy pencptaan bumi dalam perpektif al-qur’an dan sains,h 34
[3] Aidh al-Qorni. Tafsir al-muyassar. Terj Qithi press, Jakarta,2007. h 585
[4] Agus haryo sudarmojo. History of eart, menyingkap keajaiban bumi dalam al-Qur’an, bunya. Yogyakarta 2013. h 38
[5] Ibid, 39
[6] Harun yahya.penciptaan alam semesta ebook. Bab 5 h 54