Jumat, 10 Juni 2016

MAKALAH FILSAFAT ALAM



BAB I
A.     PENDAHULUAN
Filsafat barat berpusat pada perkembangan filsafat yunani, karena pemikiran para filsuf yunani yang kritis dan radikal.
Di kota Miletos Asia Minor yang pada waktu itu masuk wilayah yunani, muncullah pada abad VI SM, para pemikir-pemikir yunani yang di sebut filosof alam. Dinamakan sebagai filosof alam, karena obyek yang menjadi permasalahan pokoknya adalah mengenai masalah alam (cosmos). Mereka mempersoalkan apakah sebenarnya yang merupakan Prinsip Dasar (inti) alam semesta ini.[1]
Dalam makalah ini kami ingin membahas sedikit tentang filsafat alam sejak zaman Pra Socrates.

B.      RUMUSAN MASALAH
1)      Apa itu filsafat alam.?
2)      Kapan filsafat alam mulai berkembang.?
3)      Siapa tokoh-tokoh filsuf alam.?

BAB II
  I.      PEMBAHASAN
1)      PENGERTIAN FILSAFAT ALAM
Disebut filsafat alam ialah karena perhatian atau pemikiran para filsuf di pusatkan pada alam.[2] Para filsuf pada zaman ini tidak puas dengan kejadian alam ini hanya berdasarkan mitos, mereka beranggapan bahwa kejadian di alam semesta ini tidak hanya kebetulan saja. Seperti halnya siang berganti malam, hujan berganti panas, dan kejadian-kejadian alam lainnya. Tetapi para filsuf berfikir keras bahwa kejadian alam itu pasti ada sebab di belakang kejadian-kejadian itu.
Cara paling sederhana untuk menetapkan ciri paling hakiki filsafat alam adalah dengan menunjukkan hubungannya dengan ilmu alam.[3] Karena ilmu alam akan menunjukkan realita atas pemikiran-pemikiran filsafat alam.



2)      PERKEMBANGAN FILSAFAT ALAM
­Filsafat Alam berkembang sejak zaman pra-Sokrates.Pesisir barat asia minor di duduki orang lonia. Diperkirakan pada abad 11 s.M, mereka pindah ke sana, akibat penyerbuan suku doria ke daratan yunani. lonia merupakan daerah pertama di  negeri yunani yang mencapai kemajuan besar, baik dalam bidang ekonomi maupun dalam bidang kultural. Homeros, penyair yang terkenal itu, hidup di lonia (tahun 850 s.M). demikian juga ketiga filsuf alam yang terkenal: Thales, Anaximandros, serta Anaximenes. Mereka bertempat tinggal di kota Miletos.
 Miletos lah yang menjadi tempat lahir untuk filsafat dan bukan kota lain. KarKarena pada waktu itu Miletos adalah kota terpenting dari keduabelas kota lonia. Kota ini yang letaknya di bagian selatan pesisir asia minor, mempunyai pelabuhan yang memungkinkan perhubungan dengan banyak daerah lain. Dengan demikian Miletos menjadi titik pertemuan untuk banyak kebudayaan dan segala macam informasi dapat ditukar antara orang-orang yang berasal dari pelbagai tempat. [4]
Masa hidup para filsuf pra-Sokrates ini meliputi suatu kurun waktu yang dimulai dengan Thales dari Miletos sampai Demokritos (460-370 s.M). Thales, Anaximander, Anaximenes, Xenophanes, dan Pythagoras kurang lebih hidup di zaman yang sama atau paling sedikit mengalami meski tidak saling mengetahui (625-525 s.M, yaitu kira-kira semasa hidupnya Buddha Siddartha Gautama 623-543 s.M).[5]
Para filsuf pra-Sokrates sudah berpikir pasca-Mitologi dan semakin menerapkan kaidah-kaidah kerja logos. Ada pendapat umum yang percaya bahwa kebanyakan dari  mereka ini mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula dan substansi alam semesta, tetapi belum  tentang manusia sendiri.[6]

3)      TOKOH-TOKOH FILSAFAT ALAM
1.      THALES
Dalam tradisi yunani terdapat beberapa berita mengenai ketujuh orang bijaksana yang hidup dalam abad ke-6 s.M. biarpun nama-nama dalam berita itu tidak selalu sama, namun semua nama Thales dari Miletos. Tentang tokoh ini banyak dongeng beredar yang tidak dapat dipercaya keebenarannya. Hampir semua fakta yang kita ketahui hidupnya, kita dengar dari sejarawan dari Herodotos (abad ke-5 s.M), tetapi Herodotos tidak menyebutnya dengan nama “filsuf” dan tidak menceritakan keaktifannya sebagai filsuf. Baru Aristoteles (abad ke-4 s.M) mengenakan kepada Thales gelar “filsuf yang pertama”.[7]
Thales lahir sekitar tahun 625-624 s.M, dan mangkat sekitar tahun 547-546 s.M. ayahnya bernama Exaneyas dan ibunya bernama Cleobulina.[8] Para filsuf barat terutama yunani menganggap bahwa Thales adalah filosof pertama. Tetapi Thales tidak menulis buah fikirannya. Ajarannya di sebarkan oleh murid-murid nya dari waktu ke waktu melalui cerita, baru kemudian Aristoteles menulisnya dalam sebuah buku.

Prestasi besar thales di tandai dengan sejumlah karya nya:
o Berhasil meramalkan gerhana matahari pada tanggal 28 mei 585 s.M.
o Menemukan cara untuk mengukur tinggi piramida dan jarak kapal di laut.
o Menerangkan  teori tentang banjir tahunan di Mesir.[9]
Prestasi itu tidak dapat di lepas dari pengalamannya di Mesir, karena pekerjaanya sebagai pedagang yang sering berlayar ke Mesir. Mengenai filsafatnya tentang alam ini yang paling utama ialah Apa yang menjadi Asal dari Alam ini?. Thales menemukan jawabannya , bahwa “Air”lah yang merupakan inti dasar daripada alam semesta ini. Semua berasal dari air dan akan kembali sebagai air pula. Jadi semua kejadian alam ini hanyalah air belaka.[10]
Pendapat Thales ini berdasarkan pengalamannya sehari-hari, sebagai pedagang yang selalu melintasi lautan yang begitu luas, dia melihat bagaimana ombak laut bisa menggulung dan membinasakan juga memberi kehidupan bagi para nelayan dan saudagar. Dan di Mesir dia melihat bagaimana sungai Nil memberi kesuburan bagi orang-orang mesir, dengan air mereka bisa bercocok tanam dan keperluan hidup sehari-hari. Begitulah air memberikan pengaruh besar terhadap Thales mengenai pikiran dan pandangannya tentang alam.
Kepercayaan bathin Thales masih animism. Animism ialah kepercayaan, bahwa bukan saja barang yang hidup mempunyai jiwa, tetapi juga benda mati. Kepercayaannya kesana di kuatkan oleh pengalaman pula. Besi berani (maghnet) dan batu api di gosok sampai panas menarik barang yang dekat dengannya. Ini dipandangnya sebagai kodrat tanda berjiwa.[11] Sekianlah tentang filsuf pertama yunani ini. Pandangannya menyatukan semua pada air, “Air Asal dan Akhir”.
2.      ANAXIMANDROS
Dia adalah murid Thales. Ahli Astronomi dan Ilmu Bumi. Putra dari Praxiades ini hidup sekitar tahun 610-547 s.M. dia limabelas tahun lebih muda dari Thales. Dia adalah filsuf pertama yang menuliskan buah fikirannya kedalam buku, sebab itu karangannya di pandang sebagai buku filosofi yang paling tua.
Anaximandros juga mencari prinsip yang dapat memberikan pengertian mengenai kejadian di alam ini, tetapi dia tidak memilih salah satu anasir yang bisa diamati pancaindera.[12] Meskipun Anaximandros merupakan murid Thales, namun ia menjadi terkenal justru karena mengkritik pandangan gurunya mengenai air sebagai prinsip dasar segala sesuatu. Menurutnya, bila air merupakan prinsip dasar segala sesuatu, maka seharusnya air terdapat di dalam segala sesuatu, dan tidak ada lagi zat yang berlawanan dengannya. Namun kenyataannya, air dan api saling berlawanan sehingga air bukanlah zat yang ada di dalam segala sesuatu. Karena itu, Anaximandros berpendapat bahwa tidak mungkin mencari prinsip dasar tersebut dari zat yang empiris. Prinsip dasar itu haruslah pada sesuatu yang lebih mendalam dan tidak dapat diamati oleh pancaindera. Anaximandros mengatakan bahwa prinsip dasar segala sesuatu adalah to apeiron.[13] “Apeiron” itu tidak dapat di rupakan tidak ada yang menyamainya di dunia ini. Karena segala yang kelihatan itu, yang dapat ditentukan rupanya dengan pancaindera kita, adalah barang yang mempunyai akhir.
Jika kita melihat sifat-sifat yang di berikan pada apeiron, yaitu sesuatu yang tak terhingga, tak terbatas, tak dapat dirupakan dan disamakan dengan benda alam, kita dapat menduga barangkali yang menjadi prinsip dasar alam ini adalah Allah SWT.
Kekurangan informasi tentang Anaximandros mengakibatkan banyak lowongan dalam pengetahuan kita tentang ajaran filsuf ini. Namun demikian apa yang kita ketahui sudah cukuplah untuk menarik kesimpulan bahwa Anaximandros adalah betul-betul orang yang mempunyai daya fikir tinggi. Ia membuka jalan baru untuk mengerti dunia, yang sangat mempengaruhi sejarah filsafat selanjutnya.[14] Itulah suatu langkah penting menuju pengertian rasional tentang dunia. Tetapi kita harus mengakui juga bahwa observasi ini masih jauh dari memuaskan.
3.      ANAXIMENES
Anaximenes kira-kira hidup sekitar tahun 585-525 s.M, dia adalah murid langsung dari Anaximandros.[15] Tidak banyak naskah yang mengisahkan tentang riwayat hidup Anaximenes, namun ia merupakan filsuf terakhir dari kota Miletos, karena pada tahun 494 s.M kota Miletos diserang oleh bangsa Persia. Dan para ahli pikir dari kota Miletos melarikan diri dari, maka lenyaplah kota Miletos sebagai pusat pengajaran filsafat Alam.
Mengenai ajaran filsafat Anaximenes juga mempermasalahkan tentang alam ini, berbeda dari gurunya Anaximandros, dia menganggap bahwa asal-usul dari alam ini adalah udara. Dia berbeda pendapat dari gurunya karena beranggapan bahwa Salah satu kesulitan untuk menerima filsafat Anaximandros tentang to apeiron yang metafisik adalah bagaimana menjelaskan hubungan saling memengaruhi antara yang metafisik dengan yang fisik. Karena itulah, Anaximenes tidak lagi melihat sesuatu yang metafisik sebagai prinsip dasar segala sesuatu, melainkan kembali pada zat yang bersifat fisik yakni udara.[16]
Sebagai ahli ilmu alam, Anaximenes menggunakan pengalaman bahwa udara yang meliputi dunia ini menjadi sebab segala yang hidup. Kalau tak ada udara, tak akan terjadi yang lahir ini dengan beberapa macam dan ragamnya.[17] Anaximenes juga menulis  suatu buku, dan dari buku itu hanya satu fragmen yang di simpan.[18]
4.      PYTHAGORAS
Pythagoras  lahir di pulau Samos, tahun kelahirannya diperkirakan sekitar tahun 570 s.M. dan mangkat sekitar tahun 570 s.M. kira-kira sekitar tahun 530 s.M. atau sekitar umur 40 th ia pindah ke Kroton, dekat Calabria (sekarang wilayah italia). Dia tinggal di sana kira-kira selama 20 th. Setelah itu Pythagoras dan pengikutnya berpindah ke Metapontion karena alasan politik. Dan dia di bunuh oleh muridnya sendiri yang membelot di kota tersebut.
Dalam filsafatnya ia berbeda dengan filosof terdahulu, tidak mempersoalkan azas pertama dari alam, tetapi mencari rahasia alam. Menurutnya alam ini tersusun sebagai angka-angka. Segala sesuatu dapat diterangkan atas dasar angka. Disini kita dapat melihat bahwa kecapkapannya dalam matematika mempengaruhi pada pemikiran filsafatnya.
5.      DEMOKRITOS
Demokritos lahir kira-kira tahun 460 s.M. di Abdera, Thrakea (sekarang di timur laut yunani). kematiannya diperkirakan pada tahun 370 s.M.[19] dia merupakan filsuf alam terakhir, karena sesudah masa Demokritos para filsuf tidak lagi memperdebatkan masalah alam ini, mereka mulai mencari filosof tentang manusia. Seperti para Sofism, Sokrates, Aristoteles, Plato. Dia merupakan anak dari keluarga yang kaya, pada masa mudanya, dia sering bepergian ke Mesir dan Negara-negara timur dengan hartanya itu.
Demokritos sebenarnya kurang cocok jika disebut sebagai filsuf pra-Sokrates, karena ia lebih muda dari Sokrates. Dia dikenal sebagai pemikir yang jenaka dan pelupa, sehingga dijuluki “the laughing philosopher.”[20]
Seperti Empedokles dan Anaxagoras, Demokritos pun berpendapat bahwa realitas seluruhnya bukanlah satu, melainkan terdiri dari banyak unsur. Dalam hal ini mereka sepaham dengan ajaran pluralisme. Tetapi bertentangan dengan Empedokles dan Anaxagoras, ia berpikir bahwa unsur-unsur itu tidak dapat dibagi-bagi lagi. Karenanya unsur-unsur itu diberi nama “atom” (atomos: dari a-= tidak dan tomos= terbagi) atom-atom itu merupakan bagian-bagian materi yang begitu kecil, sehingga mata kita tidak mampu mengamatinya. Dengan tiga cara atom-atom itu berbeda satu sama lain: dengan bentuknya (seperti huruf A berbeda dengan huruf N), dengan urutannya (seperti AN berbeda dengan NA), dan menurut posisinya (seperti N berbeda dengan Z). tetapi atom-atom tersebut tidak mempunyai kualitas sama sekali. Itulah perbedaan lain lagi dengan anasir-anasir Empedokles dan benih-benih Anaxagoras.[21]







BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa filsafat alam merupakan awal dari ilmu filsafat. Dinamakan filsafat alam karena yang menjadi obyek pemikiran adalah mengenai kejadian alam semesta ini. Filsafat alam ada sejak zaman pra-Sokrates dengan Miletus sebagai tanah kelahiran filsafat alam. Pemikiran para filsuf alam sangat dipengaruhi oleh kehidupan dan kemahiran mereka, seperti halnya Thales, Anaximenes, dan Pythagoras.
Sekian makalah yang dapat kami sampaikan, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk untuk perbaikan di kemudian hari. Sekian dan  terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA
§  Bertens, kess, Sejarah Filsafat Yunani, Yogyakarta: Kanisius, 1975.
§  Kusumohamidjojo, Budiono, Filsafat Yunani Klasik,Yogyakarta: Jalasutra, 2012.
§  Basori, Ahmad Chairil, Filsafat, Semarang: IAIN Walisongo, 1986.
§  Hatta, Mohammad, Alam Pikiran Yunani, Jakarta: UI-Press, cet-3. 1986.
§  https://id.wikipedia.org.


[1] Drs.A. Chairil Basori, filsafat, hal 16.
[2] Dr. K. Bertens, SejarahFilsafat Yunani, hal  32.
[3] Moritz Schlick, Filsafat Alam, hal 1.
[4] Dr.K. Bertens, op, cit, hal 26.
[5] Budiono Kusumohamidjojo, Filsafat Yunani Klasik, hal 24.
[6] Ibid, hal 23.
[7] Dr.K. Bertens, op, cit, hal 26.
[8] Budiono Kusumohamidjojo, op, cit, hal 29.
[9] Ibid, hal 30.
[10] Drs.A. Chairil Basori, op, cit, hal 18
[11] Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, hal 8.
[12] Dr.K.Bertens, op,cit, hal 29.
[13] https://id.wikipedia.org/wiki/Anaximandros.
[14] Dr.K.Bertens, op,cit, hal 31.
[15] Budiono kusumohamidjojo, op,cit, hal 41
[16] https://id.wikipedia.org/wiki/Anaximenes.
[17] Drs.A. Chairil Basori, op, cit, hal 21.
[18] Dr.K.Bertens, op,cit, hal 31.
[19] Budiono kusumohamidjojo, op,cit, hal 120.
[20] Ibid, hal 120.
[21] Dr.K.Bertens, op,cit, hal 62.